Taking an Open Water Diver License in Japan

Keinginan menjadi diver sudah saya pegang dari sekitar 2 tahun yang lalu. Salah, sekitar 3 tahun yang lalu deng. Emang benar sih mau banget diving tapi pertama kali waktu snorkeling di pulau Peuchang aja udah ketakutan banget. Baru masuk ke dalam air aja udah panik duluan.

Akhirnya setelah mengumpulkan uang dan memberanikan niat, saya memutuskan untuk ambil open water diver license di Jepang. Setelah dipikir-pikir ambil license di Jepang mahal banget kalau dibandingkan ambil license di Indonesia. Kira-kira bedanya 2 hingga 3 kali lipat kali ya, meskipun sama-sama dari PADI.

Meskipun sedikit mahal, tapi saya beruntung mungkin karena lagi musim dingin kali ya akhir bulan Januari gitu, jadi enggak ada murid lain alhasil seperti belajar private man to man. Yang pertama sih selain training online, saya belajar menyelam di kolam khusus diving sekitar kedalaman 5 meter. Di sini saya dapat 2 kali training mungkin karena saya juga enggak pintar dalam hal berenang jadi ya butuh 2 hari.

Yang dipelajari di kolam, yaitu skill-skill yang harus dikuasai oleh diver pada umumnya. Selain skill bagaimana para diver menyiapkan alat tempurnya, saya harus belajar skill-skill di mana para diver harus rescue diri sendiri di dalam air. Misalnya, cara memakai scuba backpack yang sudah terpasang cylinder di permukaan air, bagaimana cara memakai mask dan regulator di dalam air (in case terlepas) dan masih banyak lainnya.

Nah, setelah mempelajari skill-skill tersebut baru deh terjun ke laut beneran. Waktu itu, saya terjun langsung ke Izu Peninsula selama 2 hari di Shizuoka. Lumayan sih perjalanannya setengah hari dari Sendai.

Di hari pertama saya diving di Nishiizu Futo Beach, saya masih beruntung saat itu enggak ada angin jadi air lautnya masih sedikit tenang. Di sana saya hanya bisa pergi sampai ke kedalaman 3.9 meter, sedih sih karena trainer saya berharap saya bisa menyelam sampai kedalaman 10-15 meter. Tapi ternyata saya punya sedikit masalah dengan mask, entah kenapa saya merasa mask saya selalu longgar kalau di dalam air, jadinya air selalu masuk ke dalam area hidung sehingga saya harus melakukan skill cara menghilangkan air yang masuk ke dalam area hidung mask. Nah, skill inilah yang saya enggak bisa-bisa.

Kemudian di diving yang kedua, masih di hari yang sama dan masih di laut yang sama, saya berhasil mencapai ke kedalaman 6.8 meter. Di sini saya lumayan bisa keliling di dalam air dan melihat ikan-ikan yang lucu. Padahal sebelumnya saya sempat dibilang oleh trainer “kalau kaya gini terus mungkin kamu enggak cocok sama laut”, Jujur di sini saya shock dan sedih banget tapi saya enggak mau menyerah begitu aja dengan air.

Odawara Enoura Beach

Di hari kedua, saya diving di Odawara Enoura Beach. Di sini cuaca sangat tidak bersahabat selain dingin banget sekitar 9 derajat, juga hujan dan berangin alhasil air lautnya lumayan berombak. Well, hal ini tidak membuat saya menyerah dan akhirnya saya bisa mencapai ke kedalaman 10.4 meter. Tapi, saya enggak berhasil di diving kedua artinya saya enggak bisa masuk ke dalam laut mungkin karena ombak kali ya, selain itu trainer saya juga jatuh jadinya kakinya sedikit keseleo gitu.

Onagawa Takeura Beach

Karena diving keempat saya gagal, jadi saya harus satu kali diving lagi di Miyagi. Nah, yang tahu peta Jepang pasti ngerti deh, maksudnya adalah saya harus diving di tempat yang lebih dingin dari Izu. Well, waktu itu saya diving di Onagawa Takeura Beach dengan suhu temperatur 4 derajat. Untungnya di sini saya berhasil menyelam hingga 5 meter dan menyelesaikan tasks yang dikasih oleh trainer. Huft bahagia sekali waktu itu akhirnya saya resmi menjadi diver.

12 thoughts on “Taking an Open Water Diver License in Japan

  1. Kak Rahayu, apakah berenang di ke dalaman lebih dari 5 meter bikin pegal kaki? Aku snorkeling aja ngerasa kakiku pegal betul kak 😅

    Oh iya, untuk tehnik berenang dasar, tehnik apa aja yang harus dikuasai, kak? Meskipun udah belajar berulang kali, aku selalu kesulitan gaya berenang water trappen, kak rahayu 😅

    Like

    • Waktu itu aku sih enggak pegal kaki, karena pakai fins kali ya jadi enggak pegal. Untuk snorkeling sendiri mungkin karena di permukaan kali ya jadi buat kaki pegal. Cmiiw

      Serius deh, aku juga enggak pintar berenang. Untuk scuba diving sendiri kalau pernah snorkeling pasti bisa diving. Kecuali free diving mungkin perlu pintar berenang.

      Makasih ya sudah bertanya 🙂

      Liked by 1 person

  2. Aku pernah snorkeling di tempat yang agak dalam, kak. Jadi, kaki tidak menapak ke karang. Pake fins juga. Tp, lumayan pegel kakiku wkwkwk apakah kurang stretching ya kak? 🤣

    Oh gitu, jadi berbeda ya kak scuba diving dengan free diving. Noted!

    Sama-sama, kak rahayu. Terima kasih sudah menulis dan menjawab pertanyaanku 💙

    Like

  3. Wah, Selamat Mba udah dapat lisensi penyelam.
    Cukup strict juga ya pemberian lisensinya,benar-benar diuji hingga diyakini calon diver benar-benar layak dapat lisensi. Kira-kira tahapan proses dapat lisensi ini dimana-mana sama ga Mba? Apa di Indonesia proses dan tahapannya juga mirip-mirip?

    Like

Leave a comment